SURAKARTA – Sempat menempati pasar darurat di Kawasan Monumen Banjarsari Surakarta lebih dari tiga tahun, ribuan pedagang Pasar Legi bisa kembali berjualan di tempat semula. Peresmian Pasar Legi dilakukan Ketua DPR RI Puan Maharani, Kamis (20/1/2022).
Dalam sambutannya, Puan mengatakan, keberadaan pasar tradisional merupakan denyut nadi kehidupan ekonomi Kota Surakarta. Dengan harga yang relatif lebih murah dari toko atau supermarket, barang–barang hasil bumi hasil dari kebun maupun tanah pertaniannya, pasar tradisional dituntut berbenah dengan bangunan yang baru, bersih, nyaman, dan tidak kumuh.
“Saya harapkan setelah diresmikan, pedagang dan pengunjung mampu merawat dan menjaga kebersihan pasar, dan tidak lupa terus menerapkan protokol kesehatan karena pandemi belumlah usai,” terangnya.
Puan meminta seusai revitalisasi, Pasar Legi menjadi simbol kebangkitan ekonomi Kota Surakarta pascapandemi. Ada peningkatan ekonomi lokal yang menjadi kebanggaan warga Kota Surakarta.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan, pembangunan Pasar Legi sebagai pasar induk terbesar di Kota Solo yang terbakar tiga tahun silam, merupakan kolaborasi Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR, dan Pemerintah Kota Surakarta. Revitalisasi pasar menelan anggaran Rp114,72 miliar.
“Pasar Legi yang sekarang berdiri dengan tiga lantai dengan daya tampung 321 pedagang kios, 2.218 pedagang los, 700 pedagang pelataran,” katanya.
Ditambahkan, pihaknya berkomitmen untuk merawat dan mengelola Pasar Legi agar menjadi pasar induk yang aman, nyaman, bersih tertata dan tidak kumuh. Sehingga, mendorong percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, sekaligus menggerakkan perekonomian Solo Raya. Apalagi, saat ini juga diterapkan teknologi pembayaran nontunai pada transaksi jual beli maupun pembayaran retribusi, yang membuat transaksi lebih efisien.
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan, program revitalisasi pasar tradisional merupakan program prioritas Presiden RI Joko Widodo.
“Pasar Legi merupakan pasar tradisional ke-15 yang diresmikan Ketua DPR RI di seluruh Indonesia. Mulai dari Trenggalek, Ngawi, Pasar Johar, Pasar Gede Klaten, Jogja dan di Jawa Tengah masih ada 14 pasar tradisional yang akan diperbaiki sesuai dengan Perpres,” terangnya.
Menurut Basuki, program revitalisasi pasar tradisional agar menjadi pasar yang higienis, nyaman dan aman untuk berbelanja, akan diteruskan Kemen PUPR. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Usai meresmikan Pasar Legi, Ketua DPR RI, wali kota, Menteri PUPR beserta rombongan melanjutkan pengecekan di beberapa kios, berdialog dengan para pedagang, serta bertransaksi di beberapa kios dan los. Antusiasme para pedagang terlihat dengan kegiatan jual beli yang mulai kembali ramai.
Kenny, seorang pedagang sayur mayur merasa senang dengan bangunan pasar yang baru karena bersih dan nyaman.
“Pasar nyaman dan bersih. Tapi saya mohon di kios yang berdekatan dengan blower diperhatikan dengan mengurangi bisingnya suara kipas yang sangat mengganggu dalam jual beli,” akunya, dilansir jatenprov.go.id.
Suyatno pedagang pisang di pelataran menurut saja apa yang dibangunkan pemerintah karena yakin di bangunan baru akan lebih baik.
“Harapan saya pasar tambah ramai karena sekarang lebih nyaman dan bersih. Intinya dagangan saya banyak lakunya,” katanya.
Sebagai informasi, Pasar Legi sebagai pasar induk bahan kebutuhan pokok di Kota Surakarta dan daerah sekitarnya, terbakar pada 29 Oktober 2018 silam. Kejadian di pasar yang sebelumnya cukup kumuh tersebut, memaksa 3.239 pedagang pindah ke pasar darurat di Kawasan Monumen Banjarsari Surakarta. (*/cr1)